Menuju Puncak Bromo yang Menghipnotis - Gunung Bromo di Probolinggo, Jawa Timur, sudah tersohor di kalangan traveler. Perjalanan panjang menuju puncak gunung ini seperti tak ada apa-apanya dibanding panorama indah yang menghipnotis tiap wisatawan yang datang.
Berawal dari hobi jalan-jalan, muncullah ide untuk traveling bersama. Kami adalah teman satu fakultas di salah satu perguruan tinggi di Kabupaten Gresik, Jawa Tibur. Rencana kami awalnya adalah puncak Gunung Arjuno, namun saat tiba di pos penjagaan Kakek Bodo, rupanya rute pendakian banyak yang longsor.
Kami pun 'banting setir' ke Kota Batu, tepatnya menuju Selekta. Dari sinilah muncul ide baru destinasi perjalanan waktu itu. Di Selekta kami pun memutuskan akan melanjutkan perjalanan ke Gunung Bromo.
Perjalanan panjang pun dimulai. Dari Batu kami menuju Kota Malang, kemudian Pasuruan tepatnya di Nongko Jajar. Medannya sangat sulit, mengingat jalan yang dilewati banyak yang longsor karena tergerus air hujan. Jarak pandang pun hanya 3 meter karena terhalang kabut tebal.
Bayangkan, kami tiba di lautan pasir Bromo sekitar tengah malam. Kami pun mendirikan tenda dan istirahat sejenak. Pukul 03.00 WIB kami pun melanjutkan perjalanan ke puncak Bromo untuk menikmati indahnya matahari terbit. Perjalanan yang cukup panjang untuk melihat salah satu mahakarya Tuhan yang paling cantik. Namun tak ada satu hal pun yang kami sesali dari perjalanan kali ini.
Berawal dari hobi jalan-jalan, muncullah ide untuk traveling bersama. Kami adalah teman satu fakultas di salah satu perguruan tinggi di Kabupaten Gresik, Jawa Tibur. Rencana kami awalnya adalah puncak Gunung Arjuno, namun saat tiba di pos penjagaan Kakek Bodo, rupanya rute pendakian banyak yang longsor.
Kami pun 'banting setir' ke Kota Batu, tepatnya menuju Selekta. Dari sinilah muncul ide baru destinasi perjalanan waktu itu. Di Selekta kami pun memutuskan akan melanjutkan perjalanan ke Gunung Bromo.
Perjalanan panjang pun dimulai. Dari Batu kami menuju Kota Malang, kemudian Pasuruan tepatnya di Nongko Jajar. Medannya sangat sulit, mengingat jalan yang dilewati banyak yang longsor karena tergerus air hujan. Jarak pandang pun hanya 3 meter karena terhalang kabut tebal.
Bayangkan, kami tiba di lautan pasir Bromo sekitar tengah malam. Kami pun mendirikan tenda dan istirahat sejenak. Pukul 03.00 WIB kami pun melanjutkan perjalanan ke puncak Bromo untuk menikmati indahnya matahari terbit. Perjalanan yang cukup panjang untuk melihat salah satu mahakarya Tuhan yang paling cantik. Namun tak ada satu hal pun yang kami sesali dari perjalanan kali ini.
0 komentar